itik buruk rupa bisakah jadi angsa?
Seorang anak dengan muka di tekuk
berjalan melewati jalan aspal rapuh yang mem belah kampungnya sesekali ia berkomat kamit
mengungkapkan kekecewaan hatinya,di depan gang,rupahnya ia bertemu seseorang
yang dikenalnya sambil memangggil manggil sebuah nama dia mengacak acak rambutnya yang ia
potong sangat pendek,kulit sawo ma
tangnya makin berkilau diterpa sinar matahari
pagi.Dia berjalan kearah warung sambil
menyapa ibu ibu yang
sedang berbelanja ada
4 orang disana.
ibu haji kampung,tante girang kampung,
orang yang tadi
disapanya dan seorang ibu
penjual dengan mata sedikit ke depan.Ia mulai mengungkapkan pesanan
neneknya.
“bumbu wungkul
1500,jinten 500” katanya sambil menyerahkan lembaran 2000an lusuh
tiba tiba si ibu haji nyeletuk padanya “he,itu rambut kok
gundul kenapa?”dengan nada sedikit mengejek
“anu,saya kan kalau ke sekolah berhijab jadi biar ndak
panas”kata si anak dengan mantap menjawab
tiba tiba si tante girang bilang “loh tapi kok gak malu keluar
gundul gitu?”
belum sempat si anak mengucap sepatah kata si ibu penjual
menimpali
“enggak,itu pasti banyak kutu nya,makanya di gundul”ucapnya
dengan mengejek dan tertawa
tidak tawa itu menular si tiga orang tadi
terus tertawa dan
memandang jijik ke arahnya
sambil sesekali terdengar
“iya kan bener,kamu banyak kutunya ya?”
mereka tertawa lagi,terlihat sangat senang akan penderitaan orang lain.
Si anak
hanya diam,matanya mengawas pada ibu ibu yang tertawa dan menimbulkan kegaduhan pagi hari,ia tidak tahu apa yang ia pikirkan,ia hanya
merasa terlalu berbahaya untuk tetap tinggal dengan tergesa ia merebut belanjaannya dan lari melalui
pintu belakang
meninggalkan 4 orang yang bertanya tanya tanpa rasa bersalah.(the story based on
true story)
Cerita
tadi saya kira cukup mengambarkan apa itu cantik? Bagaimana seorang anak
ditertawa kan beramai ramai hanya karena memiliki rambut pendek dan
tidak merasa malu untuk keluar rumah.Apa
pempuan di wajib kan berambut panjang?
Apa kah mereka
tidak punya pilihan sendiri atas dirinya? Apa kah
salah untuk seseorang percaya diri dan mencintai dirinya?,betapa naifnya
definisi cantik,selama ini cantik hanya diidentikkan dengan kulit
putih,rambut lurus panjang,tinggi
semampai suatu kemunafikan bila dilihat bahwa mayoritas orang
Indonesia merupakan ras mongoloid yang memiliki ciri kulit sawo matang,rambut keriting,dan cenderung pendek,bayangkan berapa uang yang dihabiskan untuk memenuhi definisi cantik yang tidak
realistis seperti itu?bahkan sampai nekatnya sekarang ini banyak ditemukan para penjual krim krim pemutih
dan berjubelnya klinik kecantikan suntik putih tanpa menegetahui hal itu aman atau tidak atau
malah dapat merusak kulit alami mereka mungkin kata kata “pemberian tuhan adalah yang paling
sempurna”sudah tak pernah mempan lagi di telinga diganti slogan “cantik itu sakit”benarkah ? apa
kita harus menyakiti diri sendiri untuk menjadi cantik? Apa kita harus terus berpura pura untuk jadi
cantik?
apa cantik hanya dilihat Dari fisik?
Belakangan ini juga sering digembar gemborkan bahwa cantik yang alami adalah cantik yang dari hati selain itu pemilihan ratu kecantikan pun katanya
lebih mengedepankan inner beauty atau kecantikan dari dalam,tapi yang membuat bertanya tanya
adalah ketika masih adanya peragaan bikini dan kategori miss kulit cantik,apakah itu juga masih meman dang perempuan sebagai objek dan cantik
berdasar fisik?saya setuju pada angggapan bahwa cantik itu
dari hati,tapi ada lagi yang sama pentingnya daripada sekedar hati yaitu otak,lalu hati dan otak yang
bagaimana kah yang bisa disebut cantik?
Apa salahnya menjadi itik buruk rupa bila mempunyai hati dan otak yang memumpuni.
apakah angsa selama nya akan cantik?
bagaimana bila angsa
tersebut menua dan keriput memudarkan “cantiknya”?jadi apakah itik buruk rupa perlu jadi angsa?.
(dyevochka
psih,2017)
Comments
Post a Comment